Pekerja melakukan manual handling dengan postur ergonomis sesuai standar K3

EDUKASI AKUALITA

Manual Handling di Tempat Kerja: Risiko Tersembunyi yang Mengancam Kesehatan Pekerja Indonesia

Di era otomatisasi dan teknologi canggih saat ini, masih banyak pekerja Indonesia yang mengalami cedera akibat pekerjaan manual handling. Data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa gangguan muskuloskeletal akibat manual handling menyumbang sekitar 30-40% dari total klaim kecelakaan kerja di Indonesia. Kondisi ini mengindikasikan bahwa pemahaman tentang manual handling dan pengendaliannya masih perlu ditingkatkan.

Menurut International Labour Organization (ILO), manual handling adalah salah satu penyebab utama cedera kerja di seluruh dunia, dengan dampak ekonomi yang mencapai miliaran dollar setiap tahunnya akibat biaya perawatan kesehatan dan hilangnya produktivitas.

Apa Itu Manual Handling?

Manual Handling merupakan suatu pekerjaan yang berkaitan dengan mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik, menahan dan atau dengan pengarahan seluruh badan. Manual Handling meliputi transportasi beban dan support beban dalam suatu sikap tubuh yang statis, menurunkan atau melemparkan beban dari satu tempat ke tempat lainnya yang dituju atau dari satu orang ke orang lain.

Aktivitas manual handling tidak hanya terbatas pada pekerjaan konstruksi atau manufaktur, tetapi juga mencakup aktivitas sehari-hari di berbagai sektor seperti kesehatan (mengangkat pasien), retail (memindahkan barang), hingga perkantoran (mengangkat box dokumen).

Faktor Risiko Manual Handling yang Perlu Diwaspadai

Health and Safety Executive (HSE) United Kingdom mengidentifikasi faktor-faktor risiko dominan yang berkaitan dengan terjadinya cedera akibat pekerjaan manual handling:

  • Sikap tubuh yang tidak alamiah dan dipaksakan – Badan membungkuk, dan memutir ke samping, jongkok, berlutut
  • Gerakan berulang – Sering menjangkau, mengangkat dan membawa objek
  • Pengarahan tenaga berlebihan – Membawa, mengangkat objek kerja yang terlalu berat
  • Sikap kerja yang statis – Harus mempertahankan sikap diam untuk waktu yang lama pada satu jenis aktivitas

National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) menambahkan bahwa faktor lingkungan seperti suhu ekstrem, pencahayaan buruk, dan permukaan licin juga berkontribusi signifikan terhadap risiko cedera manual handling.

Dampak Serius Pekerjaan Manual Handling

Cedera dan Nyeri Pinggang

  • Cedera pinggang dan punggung, cedera pada kaki, kejang pada perut
  • Pinggang adalah bagian yang rentan oleh karena mekanisme tubuh manusia dan tipe jaringan serta struktur yang membentuk tulang belakang

Contoh Mekanisme Cedera:

Seorang pekerja mengangkat beban seberat 10kg, dengan jarak ke depan dari tubuh adalah 50 cm, maka akan menghasilkan tekanan kompresif disk di titik fulcrum sekitar 200kg. Tekanan kompresif tersebut 20 kali lebih berat dari objek/beban yang diangkat. Tidak hanya jarak beban dari tubuh yang menyumbangkan tekanan kompresif yang besar, tetapi juga berat tubuh yang membungkuk ke depan. Tidak hanya otot pada bagian belakang yang bekerja untuk menopang beban, tetapi juga berat tubuh bagian atas. Jika seseorang tidak mengangkat objek sekalipun, tekanan kompresif yang besar tetap dihasilkan hanya untuk mempertahankan tubuh dalam posisi membungkuk ke depan.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Menurut studi European Agency for Safety and Health at Work (EU-OSHA), gangguan muskuloskeletal akibat manual handling menyebabkan:

  • Kehilangan hari kerja rata-rata 15-25 hari per kasus
  • Biaya pengobatan dan kompensasi yang tinggi
  • Penurunan kualitas hidup pekerja dan keluarga
  • Beban sosial ekonomi bagi negara

Manajemen Risiko Pekerjaan Manual Handling

Identifikasi Risiko Manual Handling

Langkah-langkah identifikasi yang dapat dilakukan: 

  • Pengecekan catatan cedera dan kecelakaan kerja di tempat kerja
  • Wawancara dengan pekerja dan perwakilan anggota P2K3
  • Survei tempat kerja menggunakan checklist standar 

Aspek-aspek pekerjaan manual handling yang dapat dinilai antara lain: 

  • Tindakan dan pergerakan pekerja (action & movement)
  • Layout tempat kerja dan stasiun kerja  Posisi dan sikap kerja
  • Durasi dan frekuensi manual handling
  • Jarak dan tempat terhadap beban yang akan dipindahkan Berat beban
  • Pengerahan tenaga
  • Karakteristik beban dan peralatan kerja  Organisasi dan lingkungan kerja
  • Keterampilan kerja dan pengalaman kerja
  • Karakteristik personel pekerja, pakaian kerja

Metode Penilaian Risiko Manual Handling

Pendekatan TILE (Task, Individual, Load, Environment)

Proses penilaian risiko pada pekerjaan yang berkaitan dengan manual handling dapat dilakukan dengan menentukan berbagai risiko cedera yang lebih spesifik dalam kelompok faktor sebagai berikut:

  1. Tugas-tugas atau pekerjaan (Task)
  2. Beban/Objek (Load)
  3. Lingkungan Kerja (The Working Environment)
  4. Kemampuan Individu (Individual Capability)

Faktor Tugas-tugas atau Pekerjaan (Task)

No Faktor Tugas/Pekerjaan Penjelasan
1 Apakah pekerjaan dilakukan dengan memuntirkan beban dengan membawa beban? Stress pada pinggang akan meningkatkan secara signifikan jika badan harus memuntir. Akan lebih berat jika memindahkan objek.
2 Apakah pekerjaan dilakukan dengan membungkuk? Stress pada pinggang akan meningkat dengan membungkukkan badan sambil memegang beban/objek.
3 Apakah pekerjaan dilakukan dengan menjangkau ke atas depan? Menjangkau ke atas depan akan membahayakan stress pada bagian lengan pinggang dan menyebabkan kontrol beban menjadi lebih sulit.
4 Apakah pekerjaan dilakukan dengan mengangkat atau menurunkan beban pada jarak yang berlebihan? Mengangkat atau menurunkan beban pada jarak yang berlebihan akan dapat merubah pegangan objek yang akan meningkatkan risiko cedera.
5 Apakah pekerjaan dilakukan dengan membawa beban pada jarak yang jauh? Apabila beban dibawa ke suatu tempat yang jaraknya jauh, akan dapat menyebabkan stress fisik yang berakibat kepada kelelahan dan meningkatnya risiko cedera. Secara umum membawa beban pada jarak lebih dari 10 meter akan menyebabkan stress fisik.
6 Apakah pekerjaan dilakukan dengan mendorong atau menarik? Risiko cedera akan meningkat jika mendorong dan menarik beban dilakukan dengan tangan di bawah tinggi knuckle atau di atas tinggi bahu. Risiko terpeleset juga akan meningkat pada tubuh yang tidak dapat diperkirakan.
7 Apakah pekerjaan sering melibatkan pengarahan tenaga fisik untuk waktu yang lama? Stress fisik yang lama menyebabkan kelelahan yang akan meningkatkan risiko cedera.
8 Apakah pekerja harus menahan beban terlalu lama? Kelelahan pada bagian bahu dan lengan akan cepat muncul apabila pekerja harus menahan objek terlalu lama.
9 Apakah pekerjaan diberikan cukup waktu istirahat atau periode pemulihan? Kelelahan dapat diatasi dengan menyediakan waktu istirahat yang cukup.

Faktor Beban/Objek (Load)

No Faktor Beban/Objek Penjelasan
1 Apakah beban/objek yang dikerjakan berat? Berat ringannya beban/objek akan mempengaruhi kinerja pekerja. Beban/objek yang berat akan mengakibatkan pekerja cepat mengalami kelelahan.
2 Apakah beban/objek ukurannya terlalu besar? Secara umum, jika dimensi beban lebih dari 75 cm, maka akan meningkatkan risiko cedera. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah apakah tersedia tempat pegangan yang baik, apakah beban akan dapat mengganggu pandangan dan apakah pusat gravitasi berada di luar area aktivitas optimal.
3 Apakah objek sulit untuk dipegang? Jika objek sulit dipegang (seperti terlalu besar, lebar, licin, berminyak, bundar, dll) yang dapat menyebabkan beban tambahan waktu memegang, hal demikian akan meningkatkan risiko pada saat akan menurunkan beban/objek.
4 Apakah objek kerja tidak stabil atau isinya tidak penuh dan dapat bergerak? Jika beban/objek tidak stabil (seperti landasan objek tidak rata atau isinya dapat bergerak-gerak karena tidak penuh), kemungkinan cedera akan meningkat
5 Apakah objek kerja tajam, panas atau mempunyai potensi bahaya lainnya? Jika objek kerja mempunyai pinggiran yang tajam, permukaan kasar, atau terlalu panas atau dingin untuk disentuh tanpa sarung tangan, maka genggaman yang tidak aman atau sikap tubuh yang tidak baik akan dapat meningkatkan risiko cedera.

Faktor Kemampuan Individu (Individual Capability)

No Faktor Kemampuan Individu Penjelasan
1 Apakah pekerjaan memerlukan suatu kekuatan, ketinggian, jarak yang berlebihan? Secara umum, kekuatan angkat wanita lebih rendah daripada laki-laki. Bagaimanapun juga, kisaran kekuatan dan kemampuan individu baik wanita maupun laki-laki, cukup luas dan perlu dipertimbangkan terjadinya overlap. Kemampuan secara fisik juga bervariasi dengan umur, risiko cedera manual handling pada tenaga kerja mungkin lebih tinggi terjadi pada mereka yang berusia di bawah 20-an tahun atau di atas 50-an tahun.
2 Apakah pekerja memakai pakaian kerja yang sesuai dan aman serta menggunakan sepatu yang nyaman? Pakaian kerja yang terlalu longgar dan sempit dapat mengganggu pergerakan. Sepatu dengan hak tinggi juga dapat menyebabkan terselip dan terpeleset.
3 Apakah terdapat pekerja yang cacat atau mempunyai masalah kesehatan untuk melakukan pekerjaan manual handling? Pekerja yang menyandang cacat atau mempunyai gangguan kesehatan tidak boleh dibebani dengan beban kerja manual handling yang sama dengan pekerja yang normal.
4 Apakah ada pekerja wanita yang sedang hamil yang mengerjakan pekerjaan manual handling di tempat kerja? Pekerjaan manual handling mempunyai implikasi yang signifikan jika seorang wanita yang sedang hamil ikut melakukannya, terutama jika terdapat kombinasi antara periode kerja berdiri dan berjalan yang cukup lama.

Faktor Lingkungan Kerja (Environment)

No Faktor Lingkungan Kerja Penjelasan
1 Apakah ruang gerak yang tersedia membatasi keleluasaan gerak tubuh? Permukaan kerja yang rendah atau ruang gerak kepala yang terbatas akan menyebabkan sikap tubuh membungkuk; furniture, alat kerja yang terpasang permanen atau barang-barang lainnya mungkin akan meningkatkan kebutuhan tenaga kerja untuk memuntirkan badan; area kerja yang sempit akan menyulitkan dalam aktivitas membawa beban yang besar.
2 Apakah lantai kerja tidak rata atau licin? Lantai yang licin dan tidak rata akan menimbulkan kemungkinan terpeleset, tersandung dan terjatuh karena terjadinya gerakan tiba-tiba yang tidak dapat diperkirakan. Alat bantu mekanik juga tidak dapat berjalan dengan baik dan mungkin akan terjadi benturan dan gesekan pada pallet.
3 Apakah terdapat ketinggian lantai atau permukaan kerja yang bervariasi atau tangga lantai? Keberadaan tangga lantai atau jalan yang naik dapat meningkatkan risiko cedera dengan menambah kompleksitas gerakan pada saat menangani objek kerja.
4 Apakah terdapat pencahayaan yang cukup memadai? Intensitas cahaya yang redup, kesilauan, pantulan dan bayangan akan dapat menyebabkan sikap tubuh yang tidak alamiah. Kontras antara area cahaya terang dan bayangan dapat mengakibatkan gangguan pandangan pada saat membawa objek kerja.

Strategi Pengendalian Risiko Manual Handling

Suatu proses untuk menghilangkan atau menurunkan faktor risiko yang telah diidentifikasi dan dinilai sebelumnya. Dimana aktivitas manual handling tidak dapat dihindari, maka diperlukan proses penilaian manual handling untuk mendapatkan langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi risiko cedera sampai batas terendah yang dapat diterima tanpa risiko yang dapat menyebabkan cedera atau kecelakaan kerja.

Perbaikan ergonomi adalah membuat perubahan untuk menyesuaikan antara tuntutan tugas yang dikerjakan dengan kemampuan, kebolehan dan limitasi pekerja. Pada dasarnya setiap perbaikan untuk pengendalian risiko dapat mengikuti hirarki kontrol yang telah lazim digunakan.

1. Rekayasa Teknik (Engineering Control)

Penggunaan Alat Bantu Mekanik

Alat bantu mekanik yang tersedia di pasaran, perlu pertimbangan dalam pemilihan dan disesuaikan dengan jenis pekerjaan manual handling yang banyak dikerjakan di tempat kerja.

Safe Manual Handling
Nama Alat Fungsi Utama
Pallet Loading Drum Truck Alat manual untuk mengangkut dan memindahkan drum/barrel dengan lebih mudah dan aman.
Electric Lift Stackers Digunakan untuk mengangkat dan menumpuk pallet ke ketinggian tertentu dengan tenaga listrik.
Pallet Truck Alat sederhana (manual/hand pallet) untuk memindahkan pallet di permukaan datar.
Scissor Lift Trolley Meja angkat berbentuk gunting (scissor) untuk mengangkat beban ke ketinggian ergonomis.
Vacuum Tube Lifters Menggunakan hisapan vakum untuk mengangkat benda besar/berat seperti karung, kaca, atau karton.
Pallet Handling Equipment Peralatan khusus untuk menangani pallet dalam jumlah banyak, meningkatkan efisiensi logistik.
Pallet Forklift Alat angkat bertenaga mesin untuk mengangkat, memindahkan, dan menumpuk pallet dengan kapasitas besar.
Crane Alat berat untuk mengangkat dan memindahkan beban sangat berat atau besar ke area yang lebih tinggi atau jauh.

Perbaikan Layout Pekerjaan 

Hal ini dimaksud untuk menjamin posisi yang optimum pada penyimpanan objek kerja. Penempatan objek harus diatur sedemikian rupa dengan cara objek yang paling berat berada di power zone pekerja, dan yang lebih ringan dapat ditempatkan di atas dan di bawah power zone. 

Perbaikan Lingkungan Kerja 

  • Suhu dan ventilasi – Temperatur kerja optimal 20-24°C dengan kelembaban 40-60%
  • Pencahayaan – Minimum 300 lux untuk area manual handling 
  • Kebisingan – Maksimal 85 dB untuk mencegah gangguan komunikasi 
  • Vibrasi – Sesuai dengan standar yang diperkenakan  

Redesain Objek Kerja 

  • Buat objek kerja lebih mudah dipegang dengan menambahkan handle yang ergonomis
  • Redesain objek kerja menjadi lebih kecil atau lebih mudah untuk dikerjakan
  • Apabila memungkinkan, setiap objek kerja harus dibungkus lebih kecil atau secara kuantitas lebih mudah dikerjakan 

Redesain Pekerjaan 

Mengubah dari menarik objek menjadi mendorong objek, secara prinsip tenaga yang dikeluarkan untuk pekerjaan menarik objek lebih besar daripada mendorong objek. Hal ini dapat dilakukan dengan    perbaikan landasan kerja, memberikan roda tambahan pada landasan objek kerja

2. Pengendalian Administratif (Administrative Control)

Perbaikan administratif manual handling termasuk merubah praktik kerja atau merubah cara kerja. Perbaikan ini memerlukan monitoring yang terus menerus dari pihak manajemen dan umpan balik dari para pekerja untuk memastikan bahwa implementasi sarana perbaikan telah dapat berjalan secara efektif.

Tim Kerja (Team Lifting)

Jika objek kerja yang dikerjakan terlalu berat, sulit atau tidak aman jika dikerjakan secara individu, gunakan tim lifting sebagai sarana yang temporer sampai suatu perbaikan yang bersifat permanen dapat ditemukan. Tim lifting adalah dua orang atau lebih dengan antropometri tinggi badan yang hampir sama. Tim lifting yang dikerjakan oleh dua orang akan dapat mengurangi beban setengahnya.

Penyelenggaraan Training

Training bukanlah suatu perbaikan ergonomi, karena training harus dilaksanakan bersama-sama dengan setiap adanya perubahan proses kerja, peralatan kerja baru atau penerapan alat bantu yang belum pernah dipakai sebelumnya agar pekerja dapat menggunakannya secara terampil.

Materi training yang penting:

  • Teknik angkat yang benar (safe lifting technique)
  • Identifikasi bahaya manual handling
  • Penggunaan alat bantu mekanik Prinsip ergonomi dasar
  • Pelaporan cedera dan near miss

Penyediaan Waktu Pemulihan atau Recovery

  • Periode relaksasi otot dapat mencegah kelelahan dan cedera otot
  • Adanya rotasi jadwal istirahat dapat mengurangi pengerahan tenaga fisik
  • Implementasi work-rest cycle dengan rasio 50:10 menit (50 menit kerja, 10 menit istirahat)

Regulasi dan Standar Manual Handling di Indonesia

Di Indonesia, regulasi mengenai manual handling mengacu pada beberapa peraturan: 

  • Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
  • Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
  • Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri

Standar internasional yang dapat diadopsi:

  • ISO 11228 series tentang Ergonomics Manual Handling
  • NIOSH Lifting Equation untuk perhitungan batas aman beban angkat
  • MAC (Manual Handling Assessment Charts) dari HSE UK

Implementasi Program Manual Handling yang Efektif

Langkah-langkah Implementasi

1. Komitmen Manajemen 

  • Alokasi anggaran untuk program manual handling
  • Pembentukan tim K3 khusus manual handling
  • Penetapan KPI terkait pencegahan cedera manual handling 

2. Assessment dan Monitoring 

  • Audit manual handling berkala (minimal 6 bulan sekali)
  • Pengukuran beban kerja menggunakan tools standar
  • Dokumentasi dan analisis tren cedera 

3. Training dan Awareness 

  • Program training berkelanjutan untuk semua level
  • Kampanye kesadaran manual handling
  • Peer safety observation program 

4. Evaluasi dan Improvement 

  • Review efektivitas program secara berkala
  • Benchmarking dengan industri sejenis
  • Continuous improvement berdasarkan feedback pekerja

Tantangan Manual Handling di Era Digital

Meskipun teknologi berkembang pesat, tantangan manual handling tetap relevan karena: 

  • Sektor Informal – Banyak pekerja informal yang belum terpapar informasi manual handling yang benar
  • UMKM – Keterbatasan resources untuk implementasi teknologi otomatis
  • E-commerce – Peningkatan aktivitas warehousing dan delivery yang intensif manual handling
  • Aging Workforce – Populasi pekerja yang menua memerlukan perhatian khusus terhadap kemampuan fisik

Pelatihan dan Assessment Manual Handling Ergonomi

Untuk mengurangi risiko cedera akibat manual handling, perusahaan tidak cukup hanya mengandalkan pengendalian teknis. Diperlukan pendekatan menyeluruh melalui pelatihan manual handling ergonomi dan assessment ergonomi di tempat kerja.

Pelatihan Manual Handling Ergonomi

Pelatihan ini bertujuan membekali pekerja dengan:

  • Pengetahuan tentang risiko manual handling dan dampaknya terhadap kesehatan.
  • Teknik angkat, dorong, dan tarik beban yang aman sesuai standar K3.
  • Pemahaman prinsip ergonomi agar postur kerja lebih efisien dan tidak membebani tubuh.
  • Cara menggunakan alat bantu mekanis (hand pallet, stacker, vacuum lifter, dll.) dengan benar.

Dengan pelatihan, pekerja akan lebih sadar risiko, mampu mengidentifikasi bahaya manual handling, serta mengurangi kemungkinan cedera muskuloskeletal. 

Assessment Ergonomi Manual Handling 

Selain pelatihan, assessment ergonomi diperlukan untuk menilai tingkat risiko manual handling di lingkungan kerja. Assessment dilakukan dengan metode seperti TILE (Task, Individual, Load, Environment), NIOSH Lifting Equation, atau MAC Tool dari HSE UK. 

Hasil assessment memberikan gambaran faktor risiko yang dominan, misalnya: 

  • Beban terlalu berat atau berukuran besar.
  • Postur tubuh membungkuk, memutar, atau menjangkau terlalu jauh.
  • Lingkungan kerja dengan pencahayaan buruk atau lantai licin.
  • Frekuensi angkat yang berlebihan tanpa waktu istirahat.

Dengan data ini, manajemen dapat menyusun rekomendasi perbaikan, mulai dari perbaikan layout kerja, penyediaan alat bantu, hingga rotasi kerja untuk menurunkan risiko. 

Manfaat Bagi Perusahaan 

Kombinasi pelatihan manual handling ergonomi dan assessment ergonomi membantu perusahaan untuk: 

  • Mengurangi angka cedera punggung dan gangguan muskuloskeletal (MSDs).
  • Meningkatkan produktivitas kerja karena pekerja lebih sehat dan efisien.
  • Memenuhi regulasi K3 nasional (UU No.1/1970, Permenaker No.5/2018) serta standar internasional (ISO 11228, NIOSH).
  • Menekan biaya pengobatan dan klaim kecelakaan kerja.

Dengan langkah ini, perusahaan tidak hanya melindungi pekerja, tetapi juga membangun budaya kerja yang lebih aman dan berkelanjutan.

Kesimpulan

Manual handling tetap menjadi tantangan signifikan dalam dunia kerja modern. Meski teknologi berkembang pesat, pemahaman yang komprehensif tentang risiko, penilaian, dan pengendalian manual handling tetap krusial untuk melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja.

Implementasi program manual handling yang efektif memerlukan pendekatan holistik yang menggabungkan rekayasa teknik, pengendalian administratif, dan penggunaan alat pelindung diri. Yang terpenting adalah komitmen dari semua level organisasi untuk menciptakan budaya kerja yang aman dan sehat.

Dengan penerapan prinsip-prinsip manual handling yang benar, perusahaan tidak hanya dapat mengurangi risiko cedera dan biaya pengobatan, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja secara keseluruhan.

Untuk mendukung hal tersebut, perusahaan maupun individu dapat mengikuti pelatihan manual handling ergonomi di AKUALITA sekaligus melakukan assessment ergonomi di tempat kerja. Melalui program ini, pekerja dibekali teknik aman, manajemen memperoleh data evaluasi yang akurat, dan organisasi dapat memenuhi standar K3 nasional maupun internasional.

Daftar Pustaka

  1. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. (2023). Statistik Klaim Kecelakaan Kerja Indonesia 2022. Jakarta: BPJS Ketenagakerjaan.
  2. European Agency for Safety and Health at Work (EU-OSHA). (2019). Work-related musculoskeletal disorders: prevalence, costs and demographics in the EU. Luxembourg: Publications Office of the European Union.
  3. Health and Safety Executive (HSE). (2016). Manual handling assessment charts (the MAC tool). HSE Books, Sudbury.
  4. International Labour Organization (ILO). (2019). Safety and health at the heart of the future of work: Building on 100 years of experience. Geneva: ILO.
  5. Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. (2018). Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
  6. Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. (2010). Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri.
  7. National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH). (1994). Applications manual for the revised NIOSH lifting equation. Cincinnati, OH: DHHS (NIOSH) Publication No. 94-110.
  8. International Organization for Standardization (ISO). (2003). ISO 11228-1:2003 Ergonomics — Manual handling — Part 1: Lifting and carrying. Geneva: ISO.
  9. Waters, T. R., Putz-Anderson, V., & Garg, A.. (1994). Applications manual for the revised NIOSH lifting equation. U.S. Department of Health and Human Services, National Institute for Occupational Safety and Health.
  10. WorkSafe Australia. (2009). National Code of Practice for Manual Handling. Safe Work Australia, Canberra.
  11. Dempsey, P. G.. (1998). A critical review of biomechanical, epidemiological, physiological and psychophysical criteria for designing manual materials handling tasks. Ergonomics, 41(1), 73-88.
  12. Kumar, S.. (2001). Theories of musculoskeletal injury causation. Ergonomics, 44(1), 17-47.
  13. Marras, W. S.. (2000). Occupational low back disorder causation and control. Ergonomics, 43(7), 880-902.
  14. Punnett, L., & Wegman, D. H.. (2004). Work-related musculoskeletal disorders: the epidemiologic evidence and the debate. Journal of Electromyography and Kinesiology, 14(1), 13-23.
  15. Republic of Indonesia. (1970). Law No. 1 of 1970 concerning Work Safety. Jakarta: State Secretariat of the Republic of Indonesia.

FAQ 

Manual handling adalah aktivitas mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik, atau membawa beban dengan tenaga manusia yang berisiko menimbulkan cedera kerja.

Contohnya mengangkat kotak dokumen di kantor, memindahkan barang di gudang, hingga mengangkat pasien di rumah sakit. Semua termasuk manual handling.

Risikonya meliputi cedera punggung, gangguan muskuloskeletal, kelelahan otot, hingga kecelakaan akibat beban berat atau lingkungan kerja yang tidak ergonomis.

Gunakan teknik angkat yang benar, manfaatkan alat bantu mekanis, lakukan rotasi kerja, dan terapkan prinsip ergonomi sesuai standar NIOSH & ISO 11228.

NIOSH merekomendasikan batas aman beban angkat sekitar 23 kg untuk kondisi ideal. Faktor jarak, postur, dan frekuensi angkat juga perlu diperhitungkan.

Live Chat
Hubungi cs kami untuk pertanyaan lebih lanjut
(Customer Support)
(Customer Support)
(Kritik dan Saran)
Live Chat
Hubungi cs kami untuk pertanyaan lebih lanjut
(Kritik dan Saran)
(Customer Support)
(Customer Support)